Promotional GaraMedia>>> Rumah dikontrakkan di perumahan mutiara residence no c5. Bantul, info lebih lanjut : 081802732747 (Mbak Lucky)** STIE NUSA MEGARKENCANA YOGYAKARTA membuka pendaftaran mahasiswa baru secara online : http//bit.ly/pmbstienus Program studi pilihan Akuntansi dan Manajemen sudah terakreditasi "B" Prodi maupun Institusi, alamat kampus JL. AM.Sangaji no 49-51 Yogyakarta ** Bingung olah data buat skripsi? Langsung aja cuss ke Bengkel olah data,info lebih lanjut hubungi : 08174100387 ** Mau iklanmu dimuat di GaraMedia? Email aja ke garamediaindonesia@gmail.com ** Harga promosi : Iklan Baris :Rp 20.000/bulan, Iklan Banner: Rp 50.000/Bulan**
Link Banner

Alasan mengapa turn over karyawan tinggi pada sebuah perusahaan

 

Masuk-keluar karyawan di setiap perusahaan merupakan hal yang lumrah terjadi karena merupkan bagian dari Siklus SDM. Turnover adalah  siklus keluar masuknya seseorang karyawan di sebuah Perusahaan .Intensi turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya sendiri. Turn over karyawan yang terlalu tinggi tentu saja membuat sebuah perusahaan tersebut tidak efisien di dalam melakukan kegiatan operasional karena turn over yang tinggi menyebabkan biaya untuk melakukan aktivitas recruitmen dan seleksi menjadi membengkak. 

Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa turn over karyawan terlalu tinggi disebuah perusahaan .


1.Hak karyawan tidak terbayarkan

Hak karyawan yang seharusnya diperoleh karyawan adalah : gaji,bonus,asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja, dan upah lainnya. Apabila Hak tersebut tidak dibayarkan maka karyawan pun akan berbondong-bondong untuk mengundurkan diri/resign.Kebanyakan kasus yang terjadi di sebuah perusahaan adalah Tunjangan Hari Raya ( THR) untuk karyawan tidak dibayarkan oleh owner perusahaan  tersebut.


2. Upah yang didapatkan di bawah Standar Pengupahan yang ditetapkan oleh pemerintah

Tingginya turn over SDM di sebuah perusahaan juga bisa disebabkan karena upah yang didapatkan oleh karyawan di bawah standar pengupahan yang ditetapkan oleh pemerintah seiring dengan meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok. Tentu saja karyawan akan berbondong-bondong untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut demi mencari upah yang layak.


3. Peraturan dan SOP yang terlalu kaku.

Tujuan dibuatnya Peraturan (House of rule) dan SOP adalah agar karyawan mendisiplinkan diri ketika bekerja.Tetapi,peraturan yang terlalu kaku (dalam bahasa jawa “Saklek”) membuat karyawan merasa seperti bekerja di dalam penjara sehingga tingkat stress yang dialami karyawan pun meningkat. Begitu juga dengan SOP yang terlalu kaku juga menyebabkan kreatifitas dan inovasi karyawan menjadi mati karena setiap kreatifitas yang muncul dari karyawan akan dibenturkan oleh SOP,sehingga karyawan pun menjadi takut untuk melakukan inovasi dan mengeluarkan kreatifitasnya.


4. Suasana kerja yang tidak nyaman

Yang dimaksud nyaman adalah karyawan dapat dengan tenang bekerja,dalam artian situasi dan kondisi perusahaan kondusif, karyawan saling bekerja sama, tidak ada istilah saling sikut-sikutan maupun saling menjatuhkan. Apabila suasana kerja penuh konflik antar karyawan maka membuat kinerja karyawan pun menurun. Disini dibutuhkan seorang pimpinan yang bijak, tegas dan mampu untuk mengendalikan sebuah konflik tersebut.


5. Tidak ada peningkatan karir

Seorang karyawan yang bekerja lebih dari 5 tahun di posisi yang sama akan menyebabkan karyawan tersebut frustasi di dalam bekerja. Aktifitas kerja yang selalu monoton juga menyebabkan kreatifitas karyawan menjadi tumpul. Nah,disini diperlukan aktifitas Manajemen SDM berupa Promosi jabatan sehingga karyawan akan kembali merasa tertantang untuk mencapai sebuah jabatan yang lebih tinggi,kinerja karyawan pun akan meningkat.


6. Tidak ada penilaian kinerja karyawan yang transparan

Penilaian kinerja adalah salah satu peran penting bagi motivasi karyawan. Penilaian kinerja yang tidak transparan dan terbuka menyebabkan karyawan menjadi enggan untuk bekerja, selain itu karyawan juga menjadi merasa kurang dihargai kerjanya oleh manajemen. Penilaian kinerja karyawan yang transparan juga dapat berperan untuk mencegah terjadinya konflik antar karyawan sehingga karyawan dapat menerima secara fair dan tidak saling iri hati.


6. Saling bajak-membajak  karyawan yang potensial 

Saling bajak karyawan yang potensial dalam dunia usaha  pun juga kerap terjadi. Walaupun kadang dianggap “curang” dan cenderung merugikan, praktik bajak membajak karyawan ini masih terjadi, terutama pada manajemen perusahaan yang bagus di dalam melakukan upgrade kualitas dan kinerja  karyawan. Untuk mengatasi kasus pembajakan karyawan ini, biasanya pihak manajemen akan melakukan segala cara agar karyawan tersebut tetap di perusahaan. Cara yang dilakukan manajemen sebuah perusahaan biasanya berupa kenaikan penghasilan dan promosi jabatan. Dengan demikian eksodus karyawan yang besar-besaran dapat terhindarkan.


Memanajemeni karyawan memang sulit dilakukan karena tingkat kepuasan antar karyawan pun berbeda beda. Oleh karena itu diperlukan perasaan dan etika di dalam mengendalikan karyawan. Pihak manajemen juga harus memiliki kepekaan terhadap keluh kesah karyawannya begitu juga sebaliknya, karyawan juga tidak selalu menuntut pihak manajemen. Sehingga kegiatan operasional perusahaan berjalan selaras antara manajemen dengan karyawan. Suasana kerja pun menjadi nyaman dan berjalan kondusif, dengan begitu visi dan misi manajemen pun akan berhasil diraih secara bersama-sama


by : Galih Satria

Edited by : Gara Admin


0 comments:

Post a Comment